Dalam Diamku

Author: catatan akhir ........ /


(Juni, 26 - 2010)


De...

Dalam diamku
kucoba untuk tembusi demensi ruang dan waktu
hanya untuk melihat dirimu.

Ternyata Bandung tak lagi dingin ya De...
walo ini sudah pukul hampir 23.30 wib

Hm,
kenapa terus seperti ini ?
hampir 1/2 semester waktu yang kau lampui
tapi sampai dengan saat ini pun dirimu belum bisa lupakan dia,Kehadirannya yang sesaat juga guratan warna yang telah dia berikan kepadamu juga kalian jalani, upss....mampu menutup semua logikamu.

Dalam diamku,
Pada kamar yang kukenal betul tiap jengkal dan sudutnya,
diantara temaram lampu ini, jelas terlihat sorot matamu begitu berharap akan kehadirannya, sesekali kau remas lembut jemarimu ga jelas karena kegelisahanmu, dan sesekali kau sibakkan indah legam rambutmu, hingga kadang tarikan nafasmu kau hembuskan begitu hangat kurasakan.
guratan demi guratan kalimat itu semuanya bercerita 'akan sosok dia'
dan bagiku gaung itu jelas terdengar hingga relung sukmamu

Seandainya kau tahu de....
Dari tadi aku sudah duduk disudut meja ini, temani dirimu
bersebelahan sama jejeran buku yang masih tetap rapi sebagaimana 1 tahun lalu aku tinggalkan.

Yang kau lakukan ini sungguh tak berbanding lurus dengan diri dia de....
Sementara dirimu terus seperti ini, menunggu dan menunggu
sedang realita yang ada ...
tak satupun jawab terlihat darinya
Kesan dia begitu saja ... hilang blasss !!! seperti angin tak berbekas.

Sering kulihat, dalam keletihanmu tanpa setahu dirimu
terkadang kau coba untuk berdiri pada realita yang ada
Tapi hasratmu kembali menggeliat bahkan begitu dominan
dan kembali menutup fikiran sehatmu.
Mungkin inilah yang sering mereka sebut : love is blind

Kalopun saran yang kuberikan kepadamu tak banyak membawa perubahan,
aku mohon maaf dan kini kesemuanya kukembalikan pada dirimu

hanyak aku merasa sayang,
kau telah buang banyak waktu untuk sesuatu yang semu
dan juga aku paling ga bisa melihat, apa yang terjadi pada dirimu
terlebih Engkau adalah sosok bagian dari hidupku
hidupmu kini stagnan, sudah berapa lama kau bersikap seperti ini ?

Ade, hidup itu adalah sebuah pilihan
Engkau boleh memiliki puluhan bahkan ratusan pertimbangan
tapi hendaknya perlu ada satu keputusan, bila tidak ! semuanya hanya akan menjadi sampah pada benak dan fikirmu.

Kalopun tetap sosok dia yang engkau harapkan dan tak tergantikan
kenapa upayamu hanya merenung dan merenung tanpa kejelasan sebuah sikap ?
ataukah memang ini 'bagian' dari melankoni yang kau suka ?
bermain pada bayang semu dan berpijak pada harapan
tak sadarkah bahwa ini hanya merugikan dirimu juga masa depanmu ?

Aku sebagai laki-laki, sangatlah beda pola fikirnya denganmu De...
tapi pertanyaannya sederhana : yang kau harap dan kau cintai itu juga sosok mahluk laki-laki dan aku juga laki-laki
tahu betul isi kepala juga bathin dia
dan itu jelas terlihat pada sikapnya padamu.

Arrrgh....rasanya ingin sekali menghantam 'circle' ini
dan tak seimbang bener dengan kelembutan hatimu, juga kebaikan dirimu

Sudahlah, itu hanya pemikiranku saja, semoga ini menyadarkan dirimu
bahwa hidup itu masih harus berlanjut dan jangan buang waktu
Banyak sayang ya De...
Semoga engkau faham apa yang kumaksud.