Terhadap Langkah & Kisahmu

Author: catatan akhir ........ /











De...

Begitu mendengar beritamu, jujur ingin rasanya spontan peluk dirimu dan bisa raih lembut tanganmu untuk sama sama tempuh lorong gelap ini.


Kenapa baru sekarang ???

bukankah sudah pernah kusampaikan sejak awal juga dahulu, janganlah merasa sendiri dalam hidupmu, ataukah karena ada bentuk ke-engganan lainnya.


De,

Kalo cahaya itu makin mengecil bukan karena karunia Allah kepada dirimu kian padam, tidak !!! itu ga lebih karena sebagai akibat keletihan dirimu yang begitu memuncak serta beban kecewamu atas warna hidup yang tak sesuai dengan anganmu.

Bila kau ijinkan, ayo kita tempuh langkah ini dan temani dirimu hingga batas "biru" itu, tataplah mata ini dan yakinkan bahwa kasih sayang ini ihlas dan tak punyai batas tepi.


Sekali lagi maaf bila kuingatkan ...'kita itu hanya wayang dan dalangnya adalah Allah'... dengan pemahaman ini moga dari relung nuranimu bisa timbul rasa ihlas dan meletakkan permasalahanmu pada DIA yang Maha Kuasa atas tiap makhluk yang bernyawa.


antara angan dan realita

Author: catatan akhir ........ /

De,

Ternyata sulit, berdiri diantara realita dan angan

Walo hanya untuk diam sesaat.


Sudah kuupayakan untuk tak mencari, juga untuk menata hati agar tak lagi riuh dan tak kupedulikan serpihan debu diantara mata yang semakin kuyu


Ternyata rasa ini, mirip sebaran galaxy Allah...

Yang selalu ada dan terlihat diantara gelapnya alam tata surya diketinggian sana


De,

Walo mata ini kucoba untuk terpejam sesaat,

hanya untuk istirahat berhenti berfikir tentang mu tetapi rasa ini tetap ada bergerak, berputar seolah tho’af yang seolah simbangkan antara angan dan realita.


Dan ....

Untuk kesekian kali rasa itu tetap benderang

seperti matahari, yang tak mau padam.



Just For You - Richard Cocciante

Author: catatan akhir ........ /

Tirai

Author: catatan akhir ........ /

Bila Engkau tanya
Apakah sebesar itu rasa juga asamu ??
Aku bilang iya.


Ketika tulisan mendekati kenyataan...
Ketika antara kau dan aku tersekat pada dinding..
kulihat diantara tertatihmu, engkau berusaha kuat tepis rasa hati yang engkau sendiri tak bisa mengartikannya.

Diantara sudut tepian alam ini
Tak banyak kata yang terucap dari sudut bibirmu, selain kalimat terimakasih atas perhatian, sayang juga warna biruku
"...aku begitu tersanjung.." hanya itu seperti kebiasaanmu yang lebih banyak memilih diam dan kalimat itu meluncur diantara tatapan bening indah bola matamu.

De...bila karunia ini hanya bebani dirimu, aku tak mau !
Janganlah kesemua ini menjadi mengharu biru atau membuatmu terus berfikir
cukup semua ini kusimpan rapi bersama waktu & doa buatmu.

Saat kau sampaikan :
kau akan isi cinta ini dengan sewajarnya,
aku setuju
dan bukankah cinta tak selalu bisa untuk dimiliki, benarkan.... ?
dan kau pun mengangguk pelahan dengan tatapan lembutmu.
dan kau sampaikan : "..kau akan jadi sahabatku, sahabat yang selalu membuatku tersenyum..".

Diantara cabin pesawat yang membawaku pulang, masih terngiang kalimatmu :
".. seandainya cintaku lebih dari yang sekarang ke dirimu, pasti itu akan menyakitkan diri kita berdua ..".
".. Aku ingin cinta yang kita punya adalah murni yang membuat kita tidak larut dan tersesat, tersesat pada fikiran yang tidak bisa dimiliki.."
"..Dan maaf aku telah batasi hal ini.."

Kuanggukan kepala tanda setuju
dan itu lah yang menemani saat ini diantara awan dan ketinggian pesawat yang membawaku pulang.

Potrait

Author: catatan akhir ........ /

Kalaupun aku mampu bertahan duduk disini

itu karena ga lebih dari pemandangan potrait ini, amati camar yang begitu bebas terbang, indah dengan kelompoknya. Mereka banyak berikan warna.

Dan kinipun lintasan yang dulu saat bersamamu, kuat tapaki hingga denyut nadi ini, dirimu yang pemalu, lebih banyak diam, tak suka dengan keriuhan dan lebih memilih pergi ke alam lepas, sebuah sosok diri dengan kemanjaannya, dengan rajuk mesranya atau tatapan bening saat dirimu meminta ups....itu !! yang tak mampu kulupa darimu, belum lagi gaya bicaramu, kenakalan akan jahilmu hingga membuatku sedikit uring uringan dan kamu hanya bilang : biarinnn.... aku suka kok !, semuanya tampak indah tak ada cela.

Hmm,
Membuka kenangan seperti saat ini , jujur aku tak mampu lalui sendiri De..... dan kuharap ada dirimu temaniku. Saking kuatnya rasa ini kadang untuk menepis, kucoba alihkan sudut pandang mata ini tetapi apa...?? bayangmu semakin lepas menari begitu bebas dan sangat jelasnya di benak ini, tak sadar ingin sekali aku merengkuhmu seperti dulu, memelukmu dengan kelembutan dan sesekali kucium mesra rambutmu.

Ade,
Melihat camar camar ini dengan tepian laut yang tak terbatas, juga sesekali percikan lembut ombak di kaki cukup menghiburku diantara galau ini, ufffffff.........tak sadar aku hirup nafas panjang dan melepas begitu kuatnya, berharap "potrait" ini bisa segera lepas dari kisi relung hati, untuk kembali sadar bahwa realita sangat jauh dari asa.

Mengingatmu,
adalah sesuatu yang menyenangkan tapi juga mengharu biru pada sukmaku
entah... apa karena saking kangennya pada dirimu, aku tiba tiba tersentak kaget tak sadar deburan ombak menerpa dan basahi seluruh bajuku, ups....makasih...dia telah ingatkan aku bahwa hari sudah beranjak senja.....entah sudah berapa lama aku ada disini, kucoba spontan lihat kanan dan kiri tak lagi ada orang, hanya awan yang semakin menghitam juga sinar keperakan diujung cakrawala itu tunjukkan hari mulai beranjak malam.

Ternyata, separuh nafas ini telah kau bawa pergi
dan kembali aku hanya bisa berdoa buatmu, berangan seperti apa kau sekarang ?
aku pamit dulu, banyak sayang dan kasih ini buatmu.